Selasa, 08 Desember 2015

Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta)

         
       Dalem pembangunan MRT Jakarta, Proyek Mass Rapid Transit Jakarta yang dimiliki oleh PT MRT Jakarta direncanakan akan membangun sistem transportasi massal berbasis rel dengan 7 stasiun melayang (elevated) dan 6 stasiun bawah tanah (underground) pada tahap I. Pada tahap pertama yang akan dibangun dari Lebak bulus sampai Bundaran HI sepanjang 15,7 kilometer terdiri dari  7 stasiun laying dan 6 stasiun bawah tanah.

  • 1.  Stasiun layang, meliputi; Lebak bulus, Fatmawati, Cipete, Haji nawi, Blok A,   Blok M, Sisingamangaraja.
  • 2.  Stasiun bawah tanah, meliputi; Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh atas, Bundaran HI.
        Pembangunan yang masih terganjal karena masalah anggaran dan kondisi tanah Jakarta yang lunak dan rendah, mengakibatkan diperlukannya alternatif perencanaan pembangunan stasiun bawah tanah yang ekonomis dan efektif. Salah satunya adalah di Stasiun Bawah Tanah Dukuh Atas yang memiliki 3 lantai sedalam 24 meter. Alternatif perencanaan yang dilakukan pada dinding penahan tanah pada Stasiun Bawah Tanah Dukuh Atas dilakukan dengan metode diaphragm wall, secant pile, dan soldier pile. Metode diaphragm wall adalah pengecoran langsung beton pada tulangan yang dimasukan ke dalam tanah. Metode secant pile adalah penyusunan tiang bor secara beririsan sehingga menjadi dinding yang kokoh. Sedangkan metode soldier pile adalah kombinasi dinding beton dan profil baja yang disusun dengan jarak tertentu antar profil yang diisi oleh dinding beton. Tujuan dibuatnya alternatif ini agar dapat membandingkan perencanaan antara satu dengan yang lain dalam hal kestabilan, kekuatan, deformasi, dan keefektifan masing-masing metode. Secara rinci, perbandingan dilakukan pada metode pelaksanaan dan material yang digunakan sehingga dapat dilihat pengaruhnya pada kekuatan, deformasi, dan estimasi biaya pembuatan dinding penahan tanah. Hasil yang didapatkan pada perhitungan tugas akhir ini adalah dimensi material, kedalaman dinding, dan deformasi maksimum. Pada diaphragm wall, didapatkan tebal diaphragm wall sebesar 1.2 meter dengan kedalaman 31.3 meter dan deformasi maksimal 2.61 cm. Pada secant pile, didapatkan diameter pile sebesar 1.2 meter dengan kedalaman 31.3 meter dan deformasi maksimal 2.89 cm. Pada soldier pile, didapatkan profil baja H-beam 1000 x 450 x 16 x 38 BJ55 ditanam secara disambung sedalam 31.3 meter dengan deformasi maksimal 2.93 cm. berdasarkan metode, hasil deformasi maksimal, dan estimasi biaya yang didapatkan pada setiap alternatif, dipilih perencanaan dengan menggunakan secant pile sebagai dinding penahan tanah.