Senin, 30 November 2015

Kontruksi Stasiun Bawah Tanah MRT Jakarta

Dalem pembangunan MRT Jakarta, fase pertama yang akan dibangun dari Lebak bulus sampai Bundaran HI sepanjang 15,7 kilometer terdiri dari  7 stasiun laying dan 6 stasiun bawah tanah.
1.      Stasiun layang, meliputi; Lebak bulus, Fatmawati, Cipete, Haji nawi, Blok A,   Blok M, Sisingamangaraja.
2.      Stasiun bawah tanah, meliputi; Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh atas, Bundaran HI.
Adapun Tahapan-tahapan konstruksi, sebagai berikut;
1.      Tahapan Prakonstruksi
a.       Pengupasan Jalur Hijau, meliputi penebangan pohon, relokasi, penanaman pohon kembali.
b.      Relokasi Utilitass Bawah Tanah, meliputi; pipa gas, pipa PDAM, kabel PLN, kabel fiberotik, pipa air limbah.
c.       Relokasi Utilitas Atas Tanah, meliputi; gardu PLN, kabel-kabel PLN, tower  signal komunikasi.
d.      Relokasi Sarana dan Prasarana Kota, meliputi; halte regular, halte transportasi, jembatan penyebrangan,  penerangan jalan umum.
e.       Pelebaran Jalan, meliputi; pengupasan median jalan dan sebagiam jalur vegesstariat..
f.       Rekayasa Lalu Lintas yang dibantu oleh poolda metro jaya dan dinas perhubungan Daerah Istimewa Jakarta, meliputi; untuk meminimalisir dampak pembangunan MRT dari kemacetan kendaraan.
2.      Tahapan Konstruksi
a.       Pemasangan Secant Pile
Proyek Mass Rapid Transit Jakarta yang dimiliki oleh PT MRT Jakarta direncanakan akan membangun sistem transportasi massal berbasis rel dengan 7 stasiun melayang (elevated) dan 6 stasiun bawah tanah (underground) pada tahap I. Pembangunan yang masih terganjal karena masalah anggaran dan kondisi tanah Jakarta yang lunak dan rendah, mengakibatkan diperlukannya alternatif perencanaan pembangunan stasiun bawah tanah yang ekonomis dan efektif. Salah satunya adalah di Stasiun Bawah Tanah Dukuh Atas yang memiliki 3 lantai sedalam 24 meter. Alternatif perencanaan yang dilakukan pada dinding penahan tanah pada Stasiun Bawah Tanah Dukuh Atas dilakukan dengan metode diaphragm wall, secant pile, dan soldier pile. Metode diaphragm wall adalah pengecoran langsung beton pada tulangan yang dimasukan ke dalam tanah. Metode secant pile adalah penyusunan tiang bor secara beririsan sehingga menjadi dinding yang kokoh. Sedangkan metode soldier pile adalah kombinasi dinding beton dan profil baja yang disusun dengan jarak tertentu antar profil yang diisi oleh dinding beton. Tujuan dibuatnya alternatif ini agar dapat membandingkan perencanaan antara satu dengan yang lain dalam hal kestabilan, kekuatan, deformasi, dan keefektifan masing-masing metode. Secara rinci, perbandingan dilakukan pada metode pelaksanaan dan material yang digunakan sehingga dapat dilihat pengaruhnya pada kekuatan, deformasi, dan estimasi biaya pembuatan dinding penahan tanah. Hasil yang didapatkan pada perhitungan tugas akhir ini adalah dimensi material, kedalaman dinding, dan deformasi maksimum. Pada diaphragm wall, didapatkan tebal diaphragm wall sebesar 1.2 meter dengan kedalaman 31.3 meter dan deformasi maksimal 2.61 cm. Pada secant pile, didapatkan diameter pile sebesar 1.2 meter dengan kedalaman 31.3 meter dan deformasi maksimal 2.89 cm. Pada soldier pile, didapatkan profil baja H-beam 1000 x 450 x 16 x 38 BJ55 ditanam secara disambung sedalam 31.3 meter dengan deformasi maksimal 2.93 cm. berdasarkan metode, hasil deformasi maksimal, dan estimasi biaya yang didapatkan pada setiap alternatif, dipilih perencanaan dengan menggunakan secant pile sebagai dinding penahan tanah.

Ilustrasi Pembangunan Stasiun Bawah Tanah MRT Jakarta




Foto Metode Top Down


Konsep Jaringan MRT Jakarta


Jaringan MRT Jakarta







MRT Jakarta  (Mass Rapid Transit Jakarta) yang berbasis rel  rencananya akan membentang kurang lebih ±110.8 km, yang terdiri dari Koridor Selatan – Utara (Koridor Lebak Bulus - Kampung Bandan) sepanjang kurang lebih ±23.8 km dan Koridor Timur – Barat  sepanjang kurang lebih ±87 km. 

• Pembangunan koridor Selatan - Utara dari Lebak Bulus – Kampung Bandan dilakukan dalam 2 tahap: 


- Tahap I yang akan dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15.7 km dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) ditargetkan mulai beroperasi pada 2018. 


- Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan-Utara dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 8.1 Km yang akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi 2020. Studi kelayakan untuk tahap ini sudah selesai. 
• Koridor Timur - Barat saat ini sedang dalam tahap studi kelayakan. Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024 - 2027




Ilustrasi Pembuatan Mega Proyek MRT Jakarta-Indonesia


Pengoperasian Tunnel Boring Machine (TBM) Pada Proyek MRT Jakarta



Ilustrasi Pemasangan Box Gerder



Ilustrasi Pembangunan Stasiun Bawah Tanah MRT Jakarta